SELAMAT DATANG DAN SELAMAT MELIHAT - LIHAT

Selasa, 15 Desember 2009






Perjuangan Pahlawan Bangka Belitung


Perjuangan Depati Amir dan Hamzah (1848 - 1851) hingga meninggal di pembuangan di desa Airmata Kupang (NTT) Tahun 1885 dan Tahun 1900, adalah gerakan perwujudan mencapai Eschaton (tujuan akhir), merupakan upaya untuk memaknai dan menumbuhkan harapan harapan masa depan, fakta fakta historis menunjukkan bahwa perlawanan Depati Amir dan Hamzah merupakan suatu kekuatan sosial dan moral serta digerakkan secara rasional untuk merubah situasi yang penuh dengan penderitaan, kesengsaraan, kelaliman, ketidakadilan serta ketidakpastian. Keadaan seperti ini akan memunculkan gerakan bersama atau kolektif yang bertendensi nasionalis dan anti kolonialis.
Sebab umum perlawanan yang dipimpin oleh Depati Amir dan saudaranya Hamzah terhadap Belanda adalah:- Penindasan Belanda terhadap rakyat Bangka menyebabkan penderitaan dan kesengsaraan yang luar biasa bagi rakyat Bangka, Peraturan tentang Monopoli Timah, menyebabkan terjadinya penyimpangan, kecurangan dalam tata niaga timah, Penyelundupan dan perampokan serta penjarahan terhadap parit parit oleh perompak, menyebabkan kekacauan di pelosok Bangka. Penderitaan Rakyat Bangka tersebut digambarkan oleh oleh A.A Bakar dalam bukunya “ BARIN, AMIR, TIKAL PAHLAWAN PAHLAWAN NASIONAL YANG TAK BOLEH DILUPAKAN : “ ….Sudah sekian puluh tahun Belanda berkuasa, namun nasib rakyat tidak pernah mendapat perhatian, tanah Pulau Bangka yang tidak subur tidak banyak memberi hasil bagi rakyat untuk penghidupan sehari-hari. Padi hasil ladang tidak cukup dimakan setahun bagi keluarga peladang itu sendiri. Penyakit penyakit terutama Beri beri, menambah kesengsaraan rakyat. Rakyat di kampung kampung berpakaian kulit kayu, diam di gubuk gubuk kecil, selalu kekurangan makanan, kadang kadang berebutan buah buahan hutan dengan Lutung dan Kalong, berebutan pucuk kayu dengan Kijang dan Rusa… “. - Kerja paksa yang diwajibkan Belanda terhadap rakyat sangat memberatkan dan tanpa dibayar, rakyat dipaksa untuk membuat dan merawat jalan, memperbaiki dan membuat jembatan, memikul tandu pejabat Belanda, mengangkut logistik tentara, kerja paksa tersebut menyebabkan perladangan terlantar dan kelaparan terjadi dimana-mana.- Sejak penguasaan timah oleh Belanda, salah satu mata pencaharian rakyat Bangka menjadi hilang, sebab sebelumnya rakyat cukup sejahtera ketika sultan Palembang menetapkan sistem Timah Tiban.- Belanda tidak mengakui system adat dan hukum adat yang berlaku di masyarakat pada waktu itu. Sedangkan sebab sebab khusus perlawanan adalah:- Tuntutan Amir dan Hamzah terhadap hutang Hindia Belanda kepada Ayahnya Bahrin sebesar 150 Gulden dan gaji atau tunjangan sebesar 600 Gulden setahun dapat dikabulkan pemerintah Hindia Belanda dengan syarat Amir tidak melakukan perlawanan kepada Belanda ditolak oleh Amir dan Hamzah.- Belanda memfitnah Amir dan Hamzah sebagai dalang Perampokan terhadap parit parit dan tuan kongsi.- Tipu Muslihat Belanda menangkap Amir dan Hamzah yang gagal akan tetapi ibunya Dakim, puteranya Baudin dan saudaranya Ipah dan 4 orang pengikutnya berhasil ditangkap.